Manfaat dan Resiko Terapi Sulih Hormon


Terapi sulih hormon (menopausal hormone therapy), adalah pengobatan untuk gejala menopause , seperti hot flashes (gejala wajar yang dialami saat menopause atau perimenopause yaitu berkeringat malam hari, gangguan tidur) dan vagina kering (menyebabkan dispareunia atau nyeri saat sanggama), yang terjadi sekitar waktu seorang wanita berhenti mengalami menstruasi.

Walaupun pengobatan tersebut dapat memberikan manfaat, juga telah dikaitkan dengan resiko serius, seperti peningkatan resiko kanker payudara , sehingga seorang wanita sebaiknya berkonsultasi dengan dokter berkenaan terapi yang paling tepat bagi mereka.

Jenis terapi Sulih Hormon

Menopause atau berhentinya periode bulanan (menstruasi) seorang wanita adalah proses yang wajar dan alami, biasanya terjadi pada  wanita dengan kisaran usia usia 40-an dan 50-an. Selama menopause, kadar hormon estrogen dan progesteron menurun, yang menyebabkan gejala seperti berkeringat pada malam hari, hot flashes dan perubahan suasana hati.

Dalam menjalani tersebut, wanita harus menggunakan obat untuk menggantikan hormon tersebut. Perempuan yang memiliki rahim umumnya menggunakan estrogen dan progesteron (hormon progestin sintetis) secara bersamaan. Hal ini karena penggunaan estrogen saja tanpa progesteron dikaitkan dengan peningkatan resiko kanker endometrium (kanker pada lapisan rahim), menurut National Cancer Institute.

Wanita yang sudah menjalani histerektomi atau pengangkatan rahim umumnya hanya perlu menggunakan estrogen saja.

Berikut adalah manfaat dan resiko terapi sulih hormon:

Manfaat

Terapi sulih hormon dapat membantu meringankan gejala menopause, seperti hot flashes, berkeringat di malam hari, kualitas tidur yang buruk, kekeringan vagina, dan menyebabkan dinding vagina lebih elastis  sehingga membantu saat berhubungan seksual.

Estrogen juga dapat diberikan untuk mencegah keropos tulang (osteoporosis), tetapi pada umumnya dokter memberikan obat lain untuk kasus ini.

Resiko

Sebuah penelitian besar menemukan bahwa Terapi sulih hormon yang menggunakan estrogen dan progestin meningkatkan resiko kanker payudara sekitar 25% pada wanita pascamenopause. Resiko mungkin lebih tinggi bagi perempuan yang melakukan terapi sulih hormon untuk waktu yang lebih lama. Terapi ini juga bisa membuat kanker payudara lebih sulit terdeteksi pada mammogram.

Terapi sulih hormon juga dapat meningkatkan resiko pembekuan darah dan stroke selama terapi berlangsung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang lebih tua lebih beresiko terserang penyakit jantung.

Namun, terapi sulih hormon yang hanya menggunakan estrogen (bagi wanita yang pernah menjalani histerektomi) belum ditemukan adanya peningkatan resiko kanker payudara. Bahkan, sebuah penelitian pada tahun 2012 menyatakan bahwa terapi dengan estrogen mengurangi resiko kanker payudara (pasca wanita tersebut berhenti menjalani terapi).

Durasi pengobatan

Jika seorang wanita memutuskan untuk menjalani Terapi sulih hormon, mereka sebaiknya mengambil dosis terendah untuk jumlah waktu terpendek, kemudian dievaluasi setiap enam bulan untuk diputuskan apakah terapi masih dibutuhkan.

Sebaiknya Anda tidak menjalani Terapi sulih hormon jika mengidap kanker payudara atau kanker rahim, pernah mengalami serangan jantung (memiliki gangguan jantung), stroke atau pembekuan darah, atau memiliki masalah dengan pendarahan vagina.

No comments:

Post a Comment